Senin, 17 Agustus 2015 merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi kami. Bagaimana tidak? Di hari ini negara kami sedang merayakan hari ulang tahun. Ya… Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke 70th. Kami sadar betapa berat perjuangan para pahlawan untuk memerdekakan negara ini. Oleh karena itu, kemerdekaan ini haruslah kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat. Sebagai rasa syukur kami kepada Allah SWT dan rasa terimakasih kami kepada para pahlawan, kami para akhwat LS mengadakan “Eksekusi Sedekah Spesial Hari Kemerdekaan RI”.
Pagi, sekitar pukul 08.00 WIB kami berenam kumpul di basecamp untuk koordinasi dan tentunya saling mengechas semangat sebelum berangkat. Tak lama kemudian, kami pun berangkat dengan mobil ambulance LS dibersamai oleh driver akhwat. Keren kan ? :D. Target pertama kami ada di daerah Dlingo, Bantul. Perjalanan kami menuju ke Dlingo tak semulus yang dibayangkan, karena ternyata jalannya naik turun dan berbelok-belok. Rasa was-was tentu saja ada, apalagi ini pengalaman pertama eksekusi dengan driver akhwat. Dag..dig..dug..jantung ini berdebar semakin kencang, ketika jalan menanjak, tetapi di depan sana ada pickup yang ga kuat naik (sempat diganjal dengan batu lumayan besar, tetapi batunya justru menggelinding ke bawah ke arah ambulance kami, untungnya batu berhenti menggelinding sebelum sampai ke kami). Dengan keadaan seperti ini terpaksa ambulance berhenti di tengah-tengah tanjakan dan ambulance pun tak kuat berjalan naik. Akhirnya semua pasukan turun dari mobil dan berjalan kaki sampai tanjakan berakhir.
Rasa lelah dan panik kamipun terobati ketika akhirnya kami sampai di lokasi target, tepatnya di Gunung Cilik Rt 04, kelurahan Muntuk, Kecamatan Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Di situlah Ibu Ngatinem dan keluarganya tinggal. Ibu ngatinem menderita kanker payudara. Kanker tersebut sebenarnya sudah pernah dioperasi tetapi tumbuh kembali. Saat ini beliau sedang menjalankan kemoterapi dan tentu menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Kata dokter kemoterapinya harus dilakukan kurang lebih sebanyak 24 kali. 
. Dan sampai saat ini Ibu Ngatinem sudah 12 kali pulang pergi untuk kemoterapi. Kami begitu terkejut ketika beliau menuturkan bahwa ternyata penyakitnya itu sudah dideritanya sejak tahun 2010. Bayangkan! Betapa hebatnya beliau, dapat menerima ujian seberat itu dalam kurun waktu yang cukup lama. Tetapi kami percaya beliau sanggup memikul semua itu, karena memang Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ya..kami yakin bu Ngatinem adalah orang pilihan Allah. Kami berusaha memotivasi bu Ngatinem dan mendoakan yang terbaik untuk beliau. Terakhir sebelum pamit, kami menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 750.000,- dari para donatur untuk membantu biaya pengobatan beliau. Tangis haru pun mengalir dari mata beliau. Sejenak kami semua terhening. Tak lama kemudian kami berpamitan, dan melanjutkan perjalanan ke target berikutnya.
Target kami berikutnya yaitu adik Rian Setiawan, bocah piatu (ibunya meninggal) yang ditinggal ayahnya kerja entah kemana dan sampai sekarang belum pernah sekalipun kembali menengoknya. Kini ia tinggal bersama kakeknya Marjo Suyono di Dondongan Rt 01, Rw 19, Sendangmulyo, Minggir, Sleman. Saat kami sampai disana, kami mendapati kakek yang sedang mencangkul ladang belakang rumahnya. Melihat kedatangan kami, kakek langsung menyambut kami dan mempersilahkan kami masuk ke rumahnya.
Dek Rian tidak dirumah, ia sedang bermain di rumah tetangga. Kami semua asyik mengobrol dengan kakek. Hati kami terasa teriris saat mendengar kakek menuturkan bahwa kakek sempat melarang Rian untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan SMP, karena kakek yang sudah tua, tidak punya penghasilan untuk membiayai sekolah cucunya itu. Tetapi alhamdulillah ada tetangga yang berbaik hati mau membantu kakek membiayai sekolah Rian. Tetangga pulalah yang mengantar Rian mencari sekolah. Dan sampai sekarang alhamdulillah Rian masih bisa melanjutkan sekolahnya. Obrolan kami sudahi dengan menyerahkan sembako untuk kakek dan uang santunan untuk dek Rian sebesar Rp 300.000,00.
Sampai disini perjalanan kami hari ini. Kami berharap semoga apa yang kami lakukan hari ini dapat membantu sedikit meringankan beban mereka, karena “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim). Paling tidak kami sudah berhasil mengukir senyum di wajah mereka. Doakan semoga kami tetap istiqomah. Salam semangat dari kami “LS Akhwat Jogja”, semangat berbagi kebahagiaan. MERDEKA!! (nafi’ah)