DSC004421DSC004421

(Report by: Listiana Putri W, LS)

Jingganya matahari senja mulai meremang. Putihnya awan juga mulai tersapu oleh mendung tipis yang melintasi langit di Dusun Ngentak, Margoluwih, Seyegan, Sleman, tempat Omah Laskar berdiri. Dan pada saat ini, tiba waktu Laskar Sedekah untuk menuju ke Dusun Ngemplak, Sendangmulyo, Minggir, Sleman. Untuk apa? Sukses pada Safari Takjil pertama di Dusun Taman, Purwoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, kini Laskar sedekah kembali berkesempatan mengadakan Safari Takjil untuk yang kedua kalinya.

Kali ini Laskar Sedekah berbagi kebahagiaan di sebuah masjid kecil bernama Masjid An-Nur. Sebuah masjid di mana jamaahnya berasal dari 4 dusun di kawasan Sendangmulyo, Minggir. Masjid yang mayoritas jamaahnya adalah muallaf. 30 menit perjalanan dari Omah Laskar ditempuh untuk sampai ke lokasi target sedekah tersebut.

Suasana semi dingin di Jumat sore (3/8) itu mengantar Laskar Sedekah ke Dusun Ngemplak. Setibanya Laskar Sedekah di sana, pukul 16.43 wib,  ternyata sebagian warga sudah berkumpul di serambi dan di dalam masjid. Wajah-wajah ramah terlukis di sana.

Acarapun dimulai. Seperti biasa, gerakan sosial independent ini terlebih dahulu mengenalkan apa itu Laskar Sedekah kepada warga. Yup, Laskar Sedekah memang sedang hobi taaruf. Seperti orang bijak berkata, bukalah jendelamu kepada orang lain agar mereka melihat potensimu. Tentunya, agar lebih banyak masyarakat yang mengenal gerakan sosial yang berdiri 4 bulan silam ini. Agar lebih banyak masyarakat membutuhkan yang akan terbantu juga pastinya.

Setelah perkenalan singkat, salah seorang warga, Bapak Suharsono, yang juga seorang muallaf, membagikan pengalamannya kepada warga dan anggota Laskar Sedekah. Wow, pengalaman yang mampu mengetuk hati. Beliau menceritakan bagaimana proses Beliau bisa menjadi seorang muallaf. Dari seorang yang belajar membaca Surat Al-Fatihah selama 3 tahun hingga menjadi seorang yang mampu membaca Al-Quran. Beliau juga bercerita tentang kehidupan pribadinya. Kisahnya sungguh panjang kali lebar. Namun intinya adalah tentang sebuah semangat bahwa Allah Maha Kuasa.

Kisah lain juga hadir dari seorang bapak. Beliau berkisah tentang kehidupannya saat ada penangkapan umat Islam di wilayahnya. Beliau juga sangat interest kepada Laskar Sedekah. Beliau mengungkapkan rasa bangganya terhadap Laskar Sedekah. “Saya bangganya terhadap Panjenengan itu, masih piyayi-piyayi muda kok sudah punya pemikiran bahwa ada Laskar Sedekah. Nah, ini yang menjadikan saya merinding,” begitu ungkap Beliau. “Diharapkan, dengan adanya Laskar Sedekah ini bisa menambah semangat dan motivasi bahwa ada saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan daripada kita,” lanjut Beliau.

Beliau juga berpesan agar ada yang ngaruhke Jamaah Masjid An-Nur, paling tidak minimal bertanya tentang kabar. “Istilahnya ngopeni lah,” tegas Beliau. Karena menurut Beliau, jamaah di sini masih membutuhkan bimbingan rohani. Ya, mengingat mayoritas jamaahnya adalah muallaf.

Sharing yang menarikpun harus dihentikan karena kumandang adzan Maghrib telah sayup terdengar. Tanda waktu untuk berbuka puasa. Diawali berbuka dengan snack dan teh hangat lalu menunaikan Sholat Maghrib berjamaah. Seusainya, tiba waktu menyantap nasi box biru yang lezat. Di sela-sela kenikmatan menyantap menu berbuka, secara simbolis Laskar Sedekah menyerahkan bantuan berupa mikropon beserta standnya, almari Al-Quran, serta beberapa Juz Amma kepada Takmir Masjid An-Nur.

Setelah beberapa saat berbincang, Laskar Sedekah mohon pamit kepada warga. Temaramnya malam purnama kala itu mengiring deru laju sepeda motor anggota Laskar Sedekah yang dipacu kembali menuju ke Omah Laskar. Kisah pengalaman lama dari warga menjadi pengalaman baru bagi anggota Laskar Sedekah. Akhirnya, sampai jumpa di the next Safari Takjil Laskar Sedekah, 10 Agustus mendatang! (Lp)