Disaat itu… Saya merasa diri saya jatuh sejatuh-jatuhnya.
Dan merasa sendiri…

Rasanya Ingin berkeluh kesah dan menumpahkan beban yang ada dipundak.
Tidak mungkin saya membagi beban dengan sang Ibu, tidak mungkin juga dengan teman-teman lama yang telah kutinggalkan.
Hingga sahabatku yang berada dikantor mengajak saya untuk sholat berjamaah….

Teduh rasanya…

Namun Saat itu saya masih malu untuk berpanjang-panjang dalam memanjatkan keinginan dan kegalauan.
Satu minggu telah berlalu. Dan sejak itu, setiap hari hal yang paling menyenangkan bagi saya saat berada dikantor adalah jam istirahat dan pukul tiga sore.
Mereka berdua (sahabat saya) tidak pernah absen mengikutsertakan saya sebagai makmum sholat. Bahkan tidak segan-segan sedikit memaksa jika saya lebih berat mengutamakan pekerjaan.

Dan suatu saat entah tahu dari mana, seorang sahabat yang menjadi imam mengisyaratkan untuk terus mengikutinya setelah salam…lalu ia berdzikir…dan setelah itu ia pun berdoa, maka aku pun terus mengikutinya.
Sejak itu, setelah tasyahud akhir saya mengikuti ritual mereka.
Hingga saya pun mengikuti mereka untuk berlama-lama dalam berdoa.

Apakah kamu tahu rasanya diperhatikan oleh sesama manusia sesuai dengan kebutuhan batinmu?, sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Dan tahukah kalian siapa mereka sahabat baruku?. Mereka adalah dua lelaki yang telah berputra. Mereka senior-senior saya dikantor. Mereka pun mempunyai masalah yang lebih berat dari saya…tapi tidak sedikitpun memperlihatkan kesedihan diraut wajah mereka.

Sejak itu, saya selalu mengikuti cara mereka dalam menyikapi kehidupan. Selalu meminta saran agar hati ini selalu merasa dekat denganNya.

Saya pikir, dua teman tidaklah cukup untuk saya yang haus akan ilmu agama, pengertiannya dan sejuta pertanyaan untuk menyempurnakan diri saya sebagai muslimah.
Disamping itu, entah mengapa saya mulai tertarik dengan wanita-wanita yang berhijab yang saya temui di Rumah Sakit.

Hingga saat itu, tidak sengaja seorang teman lama yang hilang kontak muncul kembali menyapa.
Dia mengajak saya untuk bergabung ke komunitas anak muda dengan nama Laskar Sedekah.
Senang? , tentu saja.
Namun keinginan saya untuk bergabung belum sempurna. Dikarenakan keadaan sang Ibu yang masih dirawat di Rumah Sakit.

Jika banyak cerita yang beredar bahwa hidayah bisa datang setelah menggoreskan luka batin. Namun tidak yang saya rasa.
Walau banyak kejadian dan masalah yang menerpa beberapa tahun terakhir ini, hal itu belum seberapa saat saya masih duduk dibangku SD atau saat saya harus kehilangan seorang ayah sebagai pegangan hidup saya.
Yang saya rasa, justru hidayah itu teramat halus menyapa saya.
Hingga di satu titik waktu.. Saya niat untuk berhijab.

Namun keinginan saya harus diuji dahulu lewat orang terdekat.
Sang Ibu sempat menolak keinginan saya, yang tidak bisa saya ceritakan sebabnya.

Selalu ada bantahan terucap setiap niatan itu terlontar.
Lalu… Saya ceritakan segala kegalauan saya kepada sahabat saya yang dikantor.
“Jangan respon sikap ibumu dengan kata keras apalagi bantahan. Mengingat kondisi Ibumu yang lagi sedih dan kepayahan.”
“lalu aku harus bagaimana?”
“perbanyak doa. Bisa jadi itu ujian keseriusanmu. Dan doa’kan Ibumu. Agar dosa-dosanya terangkat dan luluh”

Sejak itu, saya tidak pernah membahas hijab lagi kepada beliau.

Hingga saat kemotheraphy yang ketujuh, yang membuat daya tahan Ibu melemah. Saat itu saya niat untuk kembali meminta ijin kepada Ibu untuk berhijab.
“ma..aku uda banyak berbuat dosa. Tolong, aku ga mau nambahin dosa untuk mama dan papa disana lagi. Ijinin aku berhijab yaa.. ”
Tubuh lemah diatas kasur itu hanya menitikkan air mata, lalu Ia menjawab “ya.., mulai kapan? ”
“saat ini juga ya?”
Dan dibalas dengan anggukan.

Rasanya luar biasaaaa..

Dan jika sebelumnya saya bercerita bagaimana takjubnya saya dengan perhatian dari sesama manusia..
Lantas perasaan seperti bagaimana lagi yang patut saya gambarkan jika yang mempunyai diri saya telah sebegitu perhatiannya pada saya?.
Doa saya..
Doa kami..
Keinginan saya..
Semua dipenuhi olehNya..

Waktu terus berlalu..
Hingga kesembuhan sang Ibu terus mengalami kemajuan. Dan saya mulai bergabung dengan komunitas LS.

Hingga saya tahu bagaimana cara berbagi kebahagiaan yang sesungguhnya.

Dan disinilah… , saya berteman dengan orang-orang sholeh dan sholehah..
hingga entah sejak kapan, saya merasa risih dengan (awalnya) cara berhijab saya yang tidak menutupi dada.
Saya mengikuti cara berhijab wanita di Laskar Sedekah.

Dan masih disinilah saya..
Turut bergabung dengan para pemuda pemudi Laskar Sedekah.

Jika sahabat-sahabat kantor saya satu persatu telah pergi dengan caranya masing-masing.
Mereka tetaplah sahabat saya, yang telah membantu saya menemukan jalan yang tepat.

Untuk Seorang Sahabat saya yang telah mengajak dan memperkenalkan komunitas LS kepada saya.

            Walau komunikasi kami tidak seintens dulu, dikarenakan kesibukan masing-masing. Dia tetaplah sahabat saya yang membuka jalan saya untuk bertemu dengan teman-teman yang awalnya saya pikir dua sahabat saja tidak cukup.

Dan sahabat-sahabat saya yang berada di LS, ada diantara kalian yang telah menggugah diri saya untuk memakai hijab dengan benar. Walau tidak pernah sedikitpun kalimat terucap dibibirmu.

Kalian tidak harus terus menyapa diri saya. Tapi saya yakin, doa saya tidak akan pernah terputus. Dan berkat kalian saya menemukan jalan yang tepat.
Walau hubungan kita sudah tidak seakrab dulu, tapi kesan yang kalian beri terpahat sempurna dilubuk hati saya.
Hingga suatu saat tiba, yakinlah bahwa nama kalian yang kelak akan terucap sebagai saksi perjalanan hijrah ini, bila sang Malaikat menanyakan pada kaki dan tangan ini.

kuyhaa idm  ativador office 2021  ativador office 365

instaup apk gbwhatsapp apk