As deep as this heart repents… it’s not enough to remove all the sins inherent in yourself.. As far as this step goes to you… shadows of regret always follow where these feet stand..
I once lived as if I was in the jahiliyah era… Even though I was born into a Muslim family, I knew very little about religion. For years I have enjoyed the life of ignorance without any burdens…and of course without my parents knowing what my actions were like in the outside world.
On the other hand, I was born into a complete but not harmonious family, which makes me seek comfort from the outside world..
frenetic…
Cigarette smoke…
A dark room with mixed attributes…become close friends and a lifestyle that never gets bored.
Every day with pride, the clothes I wear are perfectly attached to the body. Showing curves that sometimes make fellow women who see it jealous. And of course attract the attention of the opposite sex. I once felt proud of God’s gift in this body, and flaunted it.
Hingga pilihan jalan yang saya lalui tidak dapat ditolerir lagi.
Semua karena pergaulan…
Menyesal? Saat itu belum. Pencapaian dunia menutup akal fikiran dan nurasi saya sebagai muslimah.
Apalagi saya diharuskan menjadi tulang punggung keluarga. Yang haram menjadi halal bagi saya.
Orang-orang datang silih berganti menemani..
Pria…
Wanita…
Hingga entah kenapa, lambat laun saya merasa muak dengan kehadiran mereka. Satu persatu pertemanan berlandaskan dunia tidak pernah saya temui lagi. Entah karena faktor sengaja atau tidak disengaja.
Hingga disatu waktu, jalinan asmara yang tengah saya jalani kandas ditengah jalan. Dengan membawa intrik bagi banyak pihak.
Walau berkali-kali saya menjalin kasih dengan seseorang, namun sang hati tetap tidak dapat menerima kegagalan.
Butuh waktu satu setengah tahun, saya bisa menerima dan melihat bahwa Allah itu sebenarnya Maha baik.
Peristiwa demi peristiwa saya alami dengan banyak mengalami rasa takut, khawatir, kecemasan. Hingga disatu titik, saya merasa jenuh dengan semua hal yang saya lakukan. Hubungan pertemanan saya tinggalkan tak berbekas.
Dan Disaat saya sudah dapat melupakan segala macam memori dan permasalahan pribadi, sang Ibu divonis mengalami kanker payudara.
Saya… Seorang anak tanpa ayah Saya.. Seorang tulang punggung keluarga dengan status karyawan tetap
Saya.. Anak dari sang Ibu yang hidup merantau di daerah almarhum ayah, dan tidak mempunyai saudara sang Ibu didaerah ini.
Saya.. Seorang keponakan yang tidak terlalu akrab dengan para saudara almarhum ayah, yang dikarenakan permasalah keluarga dimasa lalu
I… who decided almost all friends to hang out with and friends to confide in.
Am I lonely?..yes. But I can shake off the loneliness.
Am I angry?..don’t know. Because at that time I was filled with confusion, so I forgot my anger.
And the feeling I really hated at that time was FEAR. Until every night I always have nightmares..or sometimes I can never sleep well. Until one day, two co-workers approached me…they both indirectly inspired a path I didn’t expect. Until the sentence he uttered, and until now I still remember “the problems that befell us, can be the result of the sins we have committed in the past”.
At that time… I felt myself falling down